Rabu, 20 Mei 2020 0 komentar

#1 Gunung Slamet


Selamat malam teman baca, semoga teman baca dalam kondisi tak kekurangan suatu apapun. malam ini aku merindukan teman-temanku, teman seperjuangan SMA . Betul apa dikata, masa SMA selalu menyimpan cerita yang selalu bergetar kalau mengingat. Ada rasa suka, sedih, sampai rasa dimana dihadapkan dengan sebuah pilihan yang tidak sangat menguntungkan. terlahir dari rahim seorang ibu yang kebetulan bernasib kurang beruntung, membuat aku semenjak SD survive dalam mengejar impian. mulai dari harus bersepeda dengan jarak yang sangat jauh, sampai harus menunggak bayar sekolah. masa SMA menjadi sebuah masa dimana aku di tempa untuk menjadi seseorang yang lebih kuat. 
Kali ini aku akan berbagi cerita tentang pengalaman pertamaku mendaki gunung, sampai pada akhirnya aku jatuh cinta dengan perjalanan untuk mendaki gunung demi gunung. cerita itu bermula ketika aku duduk di kelas 2 SMA. saat itu di sekolah ada kegiatan study tour ke bali. sebuah tujuan destinasi wisata yang ditunggu-tunggu oleh banyak teman-teman, tetapi untuk aku pribadi hal tersebut tidaklah mengasikkan, karena ada faktor lain yang pada akhirnya aku berfikir seperti itu. yap! dana. karena itu akan sangat mustahil untuk kesana, sehingga aku harus mulai memutar otak untuk bisa mencari alternatif tujuan wisata sebagai ganti tidak mengikuti kegiatan study tour tersebut.
Ada sebuah candaan bersama teman semeja yang bernama Yohan untuk mendaki gunung. eh dari candaan itu pada akhirnya menjadi pilihan untuk menggantikan tempat study tour yang tidak kita ikuti. Kita berdua mencari gunung mana yang paling mungkin untuk di daki, dan yang paling utama diantara kita berdua ada yang pernah kesana sebelumnya. Setahun yang lalu, Yohan pernah di ajak kakaknya untuk mendaki ke gunung slamet. Saat itu Yohan bersama kakaknya mendaki dengan rombongan tim ekspedisi dari desanya dan Yohan gagal sampai ke puncak. Yohan berhenti di sepertiga perjalanannya karena ia melihat medan ke puncak yang penuh dengan bebatuan. ia memutuskan untuk berhenti sampai di titik itu. mendengar cerita dari Yohan, aku langsung mengisyaratkan untuk mendaki gunung slamet. Alasanku yang paling kuat adalah Yohan pernah kesana sebelumnya dan akses moda transportasi juga ada untuk bisa sampai di basecampnya. 
12 April 2008, kita bertujuh siap untuk mendaki. iya... pada akhirnya yang ikut mendaki ada tujuh teman. dari ketujuh temen ini, meraka adalah anak-anak organisasi di sekolahanku. entah kenapa kita bertujuh sepakat untuk mendaki, padahal diantara kami ada yang ingin ikut study tour. oh iya aku perkenalkan dulu temen-temen yang ikut pendakian kali ini, ada yohan, najib, wisnu, eko, faisal, basir dan aku. sehari sebelum berangkat kita semua menyiapkan berbagai kebutuhan diantaranya tenda dom yang harus kami sewa, matras, dan teman ku si wisnu pinjam sb(sleeping bag) waktu itu aku tidak tau apa fungsi dari SB. kita bertujuh bisa dikatakan sangat nekat, karena kita tidak tau medan, terus tidak paham perihal perlengkapan. modal kita hanya fisik dan percaya diri saja. beruntung ada dua temenku yang berpengalaman dalam dunia hiking, ada yohan yang pernah punya pengalaman mendaki, dan ada wisnu, dia adalah ketua pecinta alam di sekolahan. semua keperluan sudah kami kumpulkan dan semua tas dan barang-barang kita taruh di rumah yohan. esok hari kita akan berangkat habis subuh tepat untuk mendapat bus yang mengarah ke jurusan Randudongkal, sebuah nama daerah di Kabupaten Pemalang.
Ada beberapa kejadian yang tidak akan aku lupakan seumur hidup, kejadian itu yang dilakukan oleh calo tiket bus. Banyak sekali calo yang kita temui mulai di pasar randudongkal sampai ojek ke arah basecamp. calo-calo itu memberikan tarif yang tidak pada umumnya. tapi yasudahlah itu dijadikan sebagai sebuah pengalaman yang harus tetap di ingat supaya lebih berhati-hati dalam melakukan perjalanan apalagi memaki transportasi umum.
kita sampai di basecamp sekitar pukul 09.30, rombongan kita mendapat sambutan dari orang basecamp dan memberikan suguhan berupa teh tawar khas daerah bambangan. oh iya teman-teman, kita mendaki lewat jalur bambangan, jalur legendaris yang kala itu masih sangat sepi. rombongan kita pun disuruh untuk membawa golok untuk menerabas hutan yang kata orang basecamp jalurnya sering ketutup semak belukar. seketika adrenalin bergejolak, antara takut tidak bisa pulang dan tidak sabar sampai di puncak. nah.. sampai disini dulu ya teman-teman, nanti aku lanjutkan kembali dengan cerita perjalanannya. sampai jumpa .....
Menuju Pos 2 


Kamis, 30 April 2020 0 komentar

Kembali menulis

doc pribadi @telaga dringo
Assalamualaikum teman baca, akhirnya ada kesempatan untuk kembali menulis, menuangkan segala penat dalam sebuah goresan kata. hampir lebih dari 3 tahun vakum menyoret-nyoret blog ini. Kalau aku baca sendiri beberapa postingan ku sebelumnya memang kualitas tulisan masih kacau dan ini mungkin masih sama kacaunya, tetapi tidak ada salahnya menjadi rekam jejak bagaimana aku berusaha untuk terus belajar dan belajar untuk menulis. karena dalam peta hidup, aku ingin memiliki sebuah buku tentang reliku kisah hidup ku sendiri. semoga tercapai aamiinn .... 🙏🙏 
Tiga tahun vakum menulis bukan berarti tidak memiliki pengalaman atau kenangan dalam melewati hari-hari itu, tetapi banyak sekali lika liku kehidupan yang tidak bisa aku jelaskan secara detail, mungkin akan aku tuangkan kembali ke berbagai cerita.
Keputusan untuk kembali menulis karena aku yakin bahwa hidup bagaikan sebuah cerita, dimana kita manusia yang menjadi pemeran utama. menjadi peran protagonis atau antagonis, tinggal kita mau memerankan menjadi apa. jadi baik atau jahat, bukan menjadi seakan - akan.
Dari perjalanan kemarin aku bertemu dengan seorang kawan, dan kawanku itu menceritakan sebuah kisah hidupnya, yang mana kisah itu mengupas masa lalu yang aku lihat dari pijaran cahaya mata binarnya tersimpan rasa kalut luat biasa. Sebuah rasa sesal yang bergelora, hampir nyawa menjadi korbannya, ketika logika sudah terbutakan oleh sebuah rasa. cinta seakan akan mengacak-acak pikiran manusia yang normal menjadi tak waras. mungkin juga sebaliknya ada kisah juga yang membuat ia bertahan hidup lebih lama karena sebuah rasa cinta. tapi disini yang pingin aku kupas adalah bagaimana sahabatku itu bangun dari rasa kelam akibat tipu daya cinta, ia bangkit dan sekarang ia fokus pada sebuah cita. ia lebih memilih bisa bermanfaat untuk orang banyak dari pada di manfaatkan hanya untuk satu orang. cinta kadang membutakan, kita di manfaatkan tapi masih menikmati hingga sadar ketika rasa cinta itu membunuh logika normal manusia.
Kawanku berucap
"Apa itu cinta apa itu rasa, aku sudah kehilangan semuanya, aku menjadi manusia yang akhirnya sekarang harus merangkak akibat tikaman keras yang melumpuhkan semua otak cerdas. dulu aku mendewakan ia, yang aku sayangi, membelanya di depan pandangan orang tua yang tidak setuju akan hubungan kita, tetapi nyatanya  sekarang ia lebih memilih untuk meninggalkan. aku manusia kecil yang hanya bisa menangis sesenggukan di pojok kamar sambil mengenang semua perjalanan indah bersamanya dahulu, semakin lama mengenang semakin melara. semakin sakit seakan dada menyempit sesak, seperti ada cekikan keras di rongga tenggorokan bersiap untuk mencabut nyawa sekalian mati saja mungkin lebih tepatnya".
Akupun terdiam ketika mendengarkan kawanku bercerita akan kisahnya, mendengarkan dengan saksama siapa tau ada pembelajaran yang bisa aku dapatkan dari obrolan ini. oh iya saat ini kawanku menjadi seorang wirausahawan sukses setelah keterpurukan, setelah ia menjadi Qyas dalam kisah tersohor dari salah satu buku cinta dari seorang sufi. kisah yang mengesampingkan sebuah logika, Qyas yang percaya akan kemampuan dan hatinya bahwa yang ia yakini bakalan di amini oleh semesta. tapi nyatanya ....
Teman baca ambil sisi baik dari kisah kawanku diatas, Berlebihan. ya, mungkin kata itu yang paling tepat, maknai apa maksud berlebihan, karena berlebihan itu sering sekali menghancurkan. Seperti sungai yang mengaliri sawah jika alirannya pas maka sawah akan teraliri dan tumbuh subur, tetapi jika aliran sungai itu banjir, tidak hanya sawah yang kena dampaknya tapi masyarakat di bantaran sungai tersebut. jika kita sayang ke seseorang harus tau parameternya dan arah menyayanginya untuk apa. jangan sampai mengarahkan untuk memiliki, karena jika itu yang terjadi pasti suatu saat akan ditinggalkan atau meninggalkan. Kamu bersedih akibat ditinggalkan tidak hanya kamu saja yang merasakan kesedihan tetapi pancaran aura sedih kamu justru akan berdampak pada keluarganya kamu, sahabat, teman bahkan dengan pekerjaan ataupun masa depan kamu. Teman baca, coba lihat berapa kasus kematian akibat bunuh diri di tinggal kekasih? sampai di korea ada jembatan yang menjadi tempat untuk melakukan ritual bunuh diri akibat ditinggalkan kekasih.
Inilah logika manusia yang mati, tidak waras akibat rasa berlebihan. Teman baca, semoga bisa memaknai apa yang menjadi pokok Tulisan ini, boleh kalian pernah terjebak di masa-masa sulit, tetapi ingatlah masih ada kaki untuk melangkah, masih ada otak untuk berfikir, kesampingkan hati, tikam hati itu berdamailah dengan masa lalu karena itu yang akan jadi booster untuk bisa melihat indahnya dunia. melihat dimana kamu akan bisa lebih bermanfaat untuk orang banyak.
Teman baca, mungkin pengantar cerita kembali menulis sampai disini dulu, akan aku lanjutkan lagi dengan cerita - cerita yang lain. jangan lupa aku butuh komentar kalian ya biar bisa menjadi motivasi untuk terus belajar. sekian terima kasih ..
Wassalamuálaikum wr.wb
 
;